Hutan Hujan merupakan kawasan hutan Pinus. Pohon Pinus adalah jenis pohon yang membentuk kerucut dan memiliki daun berwarna hijau sepanjang tahun (tidak berubah warna mengikuti musim).
Apakah pohon Pinus sama dengan pohon Cemara ?
Ternyata berbeda.
Pohon Pinus memiliki karakteristik batang yang retak-retak dan daun yang menyatu membentuk kumpulan jarum panjang. Daun pinus yang tumbuh berada pada dahan atau ranting pada batang bagian tengah. Sedangkan Cemara memiliki karakteristik daun yang beruas dan terlihat seperti jarum pendek yang tumbuh secara terpisah. Ruas daun Cemara membentuk semacam silinder dengan ujung bulat.
Pohon pinus umumnya tumbuh dan berkembang secara bergerombol. Kondisi tanah yang cocok untuk pinus, yaitu tanah asam, berpasir, dan memiliki serapan air yang baik.
Pinus mampu tumbuh diberbagai ketinggian, namun lokasi ideal berada di ketinggian 400 hingga 2000 mdpl. Curah hujan yang dibutuhkan pinus berkisar 1200 hingga 3000 mm per tahun dengan jumlah bulan kering 0 sampai 3 bulan. Tanaman pinus di pulau Jawa umumnya tumbuh di kawasan dengan ketinggian lebih dari 300 mdpl dengan curah hujan 4000 mm per tahun.
Tinggi rata-rata pohon pinus adalah 15 sampai 45 meter. Sebenarnya, pohon ini memiliki masa hidup yang sangat panjang, yaitu sekitar 100 hingga 1.000 tahun. Oleh karena itu, tidak jarang ditemukan pohon pinus yang tumbuh sangat tinggi, hingga 80 meter.
Pada mulanya pinus banyak tumbuh di belahan bumi utara dan beberapa kawasan tropis di bumi belahan selatan. Saat ini, berbagai macam spesies pohon pinus telah tersebar di seluruh dunia. Menurut distribusi geografi, awalnya tumbuhan pinus tumbuh di kawasan Old World atau Dunia Lama, meliputi Eropa, Mediterania, Asia. Hingga akhirnya menyebar ke kawasan lain yang disebut New World atau Dunia Baru, yaitu Amerika Serikat, Kanada bagian timur dan barat, Meksiko bagian utara, Karibia dan Araucaria (Amerika Selatan).
Indonesia memiliki satu spesies pinus asli yang berasal dari daerah Sumatera, tepatnya di daerah Sipirok, Tapanuli Selatan. Spesies pinus ini dikenal dengan nama Sumatran Pine atau Pinus merkusii Jungh.
Pohon pinus dari Indonesia ini telah banyak dibudidayakan di daerah-daerah lain di luar Sumatera. Selain itu, beberapa negara lain di Asia, seperti India, Filipina, Thailand, Myanmar, Kamboja, dan Vietnam juga membudidayakan jenis pinus merkusi dari Indonesia.
Manfaat Pinus
Pohon Pinus telah lama ditanam di berbagai tempat di Indonesia sebagai tanaman reboisasi. Sebagai tanaman pionir yang dapat tumbuh di berbagai kondisi dan produk utamanya sebagai penghasil getah, pinus banyak ditanam oleh Perum Perhutani di Pulau Jawa. Hutan pinus telah banyak dikembangkan di Pulau Jawa sejak zaman pemerintahan kolonial Belanda. Hampir semua bagian pohon pinus dapat digunakan, antara lain bagian batangnya dapat disadap untuk diambil getahnya. Getah dari pohon pinus sendiri dapat diolah menjadi bahan dasar pengencer cat. Sedangkan hasil kayunya bermanfaat untuk konstruksi, korek api, kertas dan lain sebagainya.
Beberapa manfaat pohon pinus, antara lain:
Kayu pinus dapat digunakan sebagai produk meubel dan palet (packing kayu) untuk peti kemas karena kayu pinus memiliki kualitas yang baik. Sejumlah barang kerajinan tangan, seperti miniatur mainan, aksesoris, sumpit, dan korek api merupakan hasil olahan dari kayu pinus. Sifat kayu pinus yang halus dengan tingkat kepadatan dan kerapatan yang rendah, membuat kayunya mudah dihancurkan dan diproses menjadi kertas dan pensil.
Ekstrak daun pinus mengandung kalium, digunakan sebagai bahan pencampur pupuk dan dapat diolah menjadi bioherbisida, untuk mengatasi pertumbuhan gulma
Getah pinus setelah diolah, bermanfaat untuk industri ban, sabun, tinta, bahan pelarut cat dan cairan desinfektan.